Theater ~~

Hellow!

I’m back (again) :p

Kenapa judulnya theater? Karena baru-baru ini abis nonton theater “Kunjungan Tuan” produksi D’ArtBeat. Ini kali kedua nonton theater dan gue mau coba suasana lain, gue pun milih nonton theater ini secara sendiri dan pisah duduk dari temen-temen gue dan gue menikmati banget.

Theater pertama yang gue tonton adalah “Putih Hitam Lasem” sama produksi D’ArtBeat juga, mereka pentas di IKJ waktu itu. Kesan pertama gue setelah nonton theater ternyata theater ga se-“kuno” dan se-membosankan itu, buat gue para pemain theater itu keren, karena mereka harus bermain peran secara live tanpa bisa di take ulang dan harus berjalan smooth, karena itu gue malah makin addict. Hahaha ~~

Well, setelah pertama kali nonton theater itu yang pertama muncul di benak, “Pengen deh ikutan ngerasain kayak apa main theater” well at least nari di theater itu karena gue ga bisa berakting sama sekali, like, worst… Hahahah

Setelah nonton theater yang kedua kali akhirnya gue pun di tawarin sama temen gue yang jadi pemain di theater itu, “Mau ga jadi penari di theater selanjutnya?” antara berbinar-binar, deg-degan karena udah lama ga nari, deg-degan karena ga pernah nari daerah pula well tapi akhirnya gue mutusin untuk join, karena pengen banget bisa nari lagi besides We’ll never know until we give it a shot right? 

Dan gue akan bergabung di pementasan selanjutnya tapi kayaknya sih dengan kelompok theater yang berbeda, pentasnya di tgl 27 – 28 Agustus 2016 nanti, masih 5 bulan lagi sih tapi penari-penari lainnya udah pada latihan dari minggu kemarin -_-, latihan pertama gue akan berlangsung besok dan akan ngebawain tarian dari Sumatera Utara. Yep, tari tor-tor. Sejujurnya gue ga paham apa itu tari tor-tor, gimana cara narinya, harus seperti apa ekspresinya, untuk itu gue ngebrowsing (Thanks to Mr. Google!) .

Sekilas tentang tari tor-tor yang gue baca di google,

Tari tor-tor itu udah ada sejak abad ke-13 yang tadinya cuma ada di sebagian daerah aja, tapi semenjak masuknya Kristen disana, tari tor-tor jadi budaya menyanyi dan tarian moodern. Di kawasan Pahae dikenal dengan tarian gembira dan lagu berpantun yang disebut tumba atau juga biasa disebut Pahae do mula ni tumba.

Jenis Tari Tor Tor:

  • Tor Tor Pangurason yaitu tari pembersihan yang dilaksanakan pada acara pesta besar. Namun sebelum pesta besar tersebut dilaksanakan, lokasi yang akan digunakan untuk acara pesta besar wajib dibersihkan dengan media jeruk purut. Ini diperuntukkan, pada saat pesta besar berlangsung tidak ada musibah yang terjadi.
  • Tor Tor Sipitu Cawan atau disebut juga Tari Tujuh Cawan. Tor Tor ini dilaksanakan pada acara pengangkatan raja. Tor Tor Sipitu Cawan menceritakan 7 putri yang berasal dari khayangan yang turun ke bumi dan mandi di Gunung Pusuk Buhit dan pada saat itu juga Pisau Tujuh Sarung (Piso Sipitu Sasarung) datang.
  • Tor Tor Tunggal Panaluan yang merupakan suatu budaya ritual. Kemudian ada Tor Tor Tunggal Panaluan yang dilaksanakan pada saat upacara ritual apabila suatu desa sedang dilanda musibah. Untuk Tor Tor ini, penari dilakukan oleh para dukun untuk mendapatkan petunjuk dalam mengatasi musibah tersebut.

Sekarang ini Tari Tor Tor menjadi sebuah seni budaya bukan lagi menjadi tarian yang lekat hubungannya dengan dunia roh. Karena seiring berkembangnya zaman, Tor Tor merupakan perangkat budaya dalam setiap kehidupan adat suku Batak.

Untuk tata busana tari tor-tor sendiri cukup simple, tinggal pake Ulos yang merupakan tenunan khas Batak. Ulos yang digunakan ada dua macam, ulos untuk ikat kepala dan ulos untuk selendang.

Selain tata busana, ternyata koreografinya juga sederhana, hentakan kaki dari penari bergerak mengikuti iringan magondangi.Magondangi sendiri terdiri dari berbagai alat musik tradisional yaitu gondang, tagading, suling, terompet batak, ogung (doal, panggora, oloan), sarune, odap gordang dan hesek.

Well, sepertinya dan seharusnya sih gerakannya ga susah, but we’ll see tomorrow!

Ciao!

Tari Tor Tor Seni Budaya Sumatera Utara

 

Ms.Wu